5 Mobil Bekas Dengan Depresiasi Harga Jual Terbesar
Simak 5 mobil bekas dengan resale value yang terjun bebas sebagai bahan pertimbangan Anda sebelum memutuskan untuk membelinya
Harga jual kembali atau resale value kerap menjadi alasan bagi konsumen Indonesia untuk membeli mobil. Hal terebut berlaku untuk mobil baru dan mobil bekas. Resale value memang penting, khususnya bagi yang menganggap bahwa mobil adalah sebuah investasi. Mobil memang menjadi salah satu instrumen penting bagi sebagian pemiliknya ketika sedang membutuhkan dana segar untuk keperluan mendesak.
Namun sayangnya, ada beberapa mobil yang ternyata memiliki resale value yang bisa dibilang buruk. Hal ini disebabkan banyak hal. Bagi Anda yang sedang memutuskan untuk membeli mobil bekas bersertifikasi, ada baiknya menyimak 5 mobil bekas yang memiliki depresiasi harga jual terbesar. Simak artikel dari CARRO Indonesia berikut ini.
1. Mobil bekas buatan Amerika dan Korea Selatan
Mobil buatan Amerika dan Korea Selatan masih memiliki stigma sulit untuk dirawat dan komponen yang jarang
Mobil buatan Amerika seperti Ford dan Chevrolet atau mobil buatan Korea Selatan seperti Hyundai dan KIA kerap dihantui oleh buruknya resale value. Penyebabnya memang bermacam-macam. Namun penyebab utama adalah popularitas dan jaringan purna jual yang membuat sebagian konsumen berpikir berulang kali ketika ingin membeli mobil dengan merek di atas.
–>5 Mobil Bekas Honda Terfavorit yang Layak Anda Pertimbangkan
2. Mobil premium dan sports car
Mobil premium dan sports car memiliki pasar lebih sedikit sehingga lebih sulit dijual dan harga turun drastis
Depresiasi harga jual yang anjlok juga terjadi pada mobil premium atau sports car. Hal ini didasari bahwa kedua mobil tersebut sangat segmented dan hanya orang tertentu saja yang berniat untuk membelinya dalam kondisi bekas. Belum lagi harga spare part yang mahal dan perawatan yang kompleks semakin membuatnya kurang diminati di lantai bursa mobil bekas.
3. Mobil bekas 4×4 dan pick-up double cabin
Hal sama juga berlaku pada Pick-up double cabin yang relatif jatuh bebas
Di balik penampilannya yang maskulin, mobil 4×4 dan pick-up double cabin justru memiliki resale value yang terjun bebas. Kedua mobil ini memang sangat segmented dan hanya diminati di kalangan pehobi. Sehingga tak heran jika masyarakat umum kurang berminat untuk memilikinya. Selain itu, isu bahan bakar yang boros dan pajak tinggi juga membuat mobil bekas 4×4 dan pick-up couble cabin dihindari oleh sebagian besar calon konsumen.
4. Merek yang tak memiliki APM
Popularitas merek bisa jatuh akibat ditinggal Agen Pemegang Mereknya
Agen Pemegang Merek (APM) memang sanngat penting untuk menjamin keberlangsungan dari sebuah mobil, mulai dari penjualan hingga purna jual. Namun sayangnya, beberapa merek kini sudah ditinggal oleh APM-nya. Salah satunya adalah Chevrolet dan Ford. Kedua mobil Amerika ini tak lagi didukung oleh jaringan APM. Meski masih di jamin servis dan spare parts-nya, namun tetap membuat mereka kurang diminati di pasar mobil bekas.
5. Mobil yang sudah tak lagi diproduksi
Namun khusus untuk Honda Jazz, popularitasnya masih tinggi meski sudah tak lagi diproduksi
Untuk beberapa alasan, APM sudah tak lagi memproduksi atau mendatangkan beberapa modelnya. Salah satu contohnya seperi Nissan March, Isuzu Panther, Honda BR-V dan Jazz. Keempat mobil tersebut sudah tak lagi diproduksi lagi di Indonesia. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada harga jualnya di pasar mobi bekas.
–> Sedang cari mobil yang Anda inginkan? Silakan cek website Carro