Berita

5 Masalah Paling Umum yang Terjadi pada Mobil Listrik

Meski mobil listrik semakin populer dan semakin banyak yang menggunakannya, namun penggunaannya bukan berarti bebas dari potensi masalah

Tak ada yang meragukan bahwa mobil listrik atau elektrik akan menjadi solusi jitu untuk kendaraan ramah lingkungan. dengan menggunakan energi listrik, mobil elektrik terbukti mampu menghadirkan efisiensi, performa hingga emisi gas buang yang sangat rendah. Namun di samping keunggulannya tersebut, mobil elektrik ini bukan hadir tanpa kelemahan. Karena pada kenyataannya, masih banyak masalah teknis yang ditemui mobil ramah lingkungan ini.

Masalah umum mobil elektrik memang menyangkut beberapa hal. Namun performa dan keamanan baterai masih menjadi isu utama. Untuk mengupas lebih mendetail, CARRO Indonesia akan hadirkan informasi seputar masalah umum yang kerap terjadi dan dikeluhkan oleh pengguna mobil listrik. Berikut pembahasannya.

1. Isu daya tahan dan keamanan baterai

Baterai masih menjadi masalah utama pada mobil listrik dan hybrid. Pertama adalah isu daya tahan. Meski beberapa pabrikan mengklaim bahwa baterai yang digunakan dapat bertahan sangat lama, namun menurut beberapa penelitian, kinerja baterai mobil listrik umumnya akan menurun ketika penggunaan telah mencapai di atas 3 tahun. Tak hanya itu, di negara 4 musim, banyak yang mengeluhkan bahwa kemampuan baterai akan menurun drastis di suhu yang ekstrim dingin.

baterai mobil elektrik

Tesla mengklaim bahwa usia pakai baterai mereka mencapai 1,6 juta kilometer

Selain itu, meski pabrikan sudah menjamin keamanan pada baterai, namun ada beberapa kasus mencatat bahwa baterai rentan mengalami kerusakan yang menyebabkan terbakar atau meledak. Meski kasus tersebut sudah semakin jarang terjadi seiring pengembangan yang dilakukan oleh pabrikan kendaraan.

–> Siap-Siap, Promo Kemerdekaan CARRO Hadir Sebentar Lagi!

2. Jangkauan jarak terbatas dan ketersediaan stasiun pengisian listrik

Jangkauan jarak juga menjadi isu utama. Umumnya mobil elektrik dapat berjalan rata-rata antara 200 hingga 400 kilometer dalam sekali pengisian bahan bakar. Angka tersebut tentu tak masalah jika hanya untuk kebutuhan komuter. Namun ketika akan digunakan untuk jarak jauh, maka perlu penyesuaian kebiasan dan persiapan yang agar tak mengganggu perjalanan.

Charger mobil elektrik

Ketersediaan charger dan lama pengisian masih menjadi masalah yang dikeluhkan ketika ingin bepergian jarak jauh

Hal tersebut dikarenakan untuk pengisian baterai membutuhkan waktu yang tak sedikit. Hal ini diperparah dengan ketersediaan stasiun pengisian listrik hingga pengisian fast charging yang masih terbatas. Sebagai gambaran, dengan menggunakan charger konvensional, pengisian baterai dari kondisi kosong hingga penuh, membutuhkan waktu antara 6 hingga 12 jam.

–> Mengenal Plat Nomor Warna Baru dan Waktu Pengaplikasiannya

3. Dukungan servis dan mekanik

Servis mobil hybrid dan listrik

Ketersediaan dukungan teknis, spare part dan mekanik membuat calon konsumen kerap berpikir ulang sebelum membelinya

Layaknya kendaraan pada umumnya, mobil listrik perlu mendapatkan perawatan berkala. Secara garis besar, perawatan berkala pada mobil elektrik ini tak berbeda jauh dengan mobil konvensional. Namun pada beberapa sektor seperti baterai dan motor listrik, memang membutuhkan dukungan teknis, spare part serta mekanik yang berkualifikasi. Di banyak negara, hal tersebut masih terbatas dan hanya tersedia pada kota besar saja.

4. Nilai jual kembali mobil listrik yang masih rendah

Tesla model 3

Tesla Model 3 mulai menjadi favorit di pasar mobil listrik bekas

Tak banyak pemilik mobil yang kuatir dengan resale value atau nilai jual kembali mobil elektrik mereka akan terjun bebas. Tentu hal ini akan sangat mempengaruhi keputusan calon pembeli saat memutuskan untuk membawa mobil elektrik ke garasi rumah mereka. Namun tampaknya hal ini akan berubah, seiring semakin banyaknya mobil elektrik yang berbedar, maka pasar mobil listrik bekas juga akan terbentuk dengan baik

–> Tips Foto Mobil Untuk Dapatkan Hasil Terbaik

5. Harga mobil listrik masih tinggi

Hyundai Kona EV

 

Di Indonesia, Hyundai Kona masih menjadi mobil elektrik paling terjangkau yang diharga sekitar Rp 700 jutaan

Masalah umum non teknis lainnya adalah harga yang masih terlalu tinggi. Sudah jadi rahasia umum jika mobil elektrik membutuhkan biaya produksi yang lebih tinggi dari mobil konvensional. Untuk untuk di beberapa negara, termasuk Indonesia, memberlakukan insentif pajak agar harga mobil listrik semakin terjangkau. Namun tetap saja, bagi sebagian besar konsumen, harga yang ditawarkan masih terlalu tinggi.

–> Sedang cari mobil yang Anda inginkan? Silakan cek website Carro

Related Articles

Back to top button