Kiat Cerdas untuk Deteksi Odometer ‘Aspal’
Cermati tanda-tanda berikut, apakah odometer mobil bekas incaran Anda benar-benar asli, belum dimanipulasi…
Salah satu parameter umum dalam membeli mobil bekas adalah besarnya jarak tempuh (mileage). Semakin besar angka odometer, bisa diartikan bahwa mobil tersebut memiliki jam terbang tinggi, sehingga dianggap ‘capek’.
Adapun batasan dianggap wajar adalah 10 – 20 ribu kilometer per tahun. Di luar itu, mobil dianggap capek sehingga kurang diminati konsumen mobil bekas. Nah, fenomena ini mengundang beberapa oknum mencoba manipulasi odometer demi memikat calon konsumen. Bukan mustahil ada mobil yang sudah menempuh 70 ribu kilometer, namun memiliki odometer menunjukkan 20 ribuan km.
Isu mileage ini lebih rentan pada mobil-mobil kelas premium. Asumsi mobil-mobil tersebut tidak digunakan sebagai kendaraan operasional, plus fungsi simbol status membuat mobil premium identik mileage rendah.
Untuk mobil-mobil ‘operasional’ seperti Suzuki Ertiga atau Toyota Avanza, konsumen lebih maklum apabila mobil memiliki mileage sedikit tinggi. Meski tetap jika ada mobil bekas kilometer rendah dengan angka odometer kecil, tetap menjadi nilai plus tersendiri.
Meski hanya berupa angka kecil di panel instrumen, jarak tempuh mobil sangat berpengaruh pada kondisi mobkas incaran kita. Semakin jauh mileage, tentu semakin lama komponen-komponen mobil bekerja. Sehingga, lebih membutuhkan biaya perawatan dan perbaikan.
Cara Deteksi Akurasi Odometer Mobkas
Cara paling mudah untuk memeriksa akurasi odometer mobkas tentu dengan melakukan konsultasi ke bengkel resmi ATPM. Misal, Anda terpikat Toyota Camry keluaran 2017 dengan mileage 22.000 km, dan mobil tersebut selalu di servis di bengkel resmi, maka Anda pun bisa memeriksa apakah Toyota Camry tersebut benar-benar telah menempuh jarak tertera pada odometer.
Masalahnya, bagaimana jika mobil tersebut tidak diservis di bengkel resmi? Dari mana kita bisa mendapatkan data akurat jarak tempuh mobkas?
Terkait akurasi odometer bisa dicermati dengan cara mengamati beberapa hal-hal sepele di kabin.
Mulai dari jok pengemudi, misalnya. Rata-rata jok kulit sedan premium yang dikendarai sopir akan mulai menunjukkan keausan pada jarak tempuh 20.000 km. Jadi, jika Anda menemukan Mercedes-Benz E-Class ber-odometer 7.500 km, tapi joknya mulai aus, itu berarti odometernya telah dimundurkan.
Khusus mobil otomatis, Anda bisa mengamati kondisi pedal rem. Karakter transmisi matik cenderung membuat pengemudi lebih sering menginjak rem, malah terkadang sedikit menggantungkan kakinya. Efeknya, terdapat sisi yang mulai menipis lantaran injakan sepatu. Kondisi ini jamak ditemui pada mobil berjarak tempuh 30 ribu km lebih.
Bisa juga mengamati keempat roda. Dengan asumsi tidak ada force majeur, adalah hal mustahil jika ada mobil ber-odometer 20 ribuan kilometer memiliki ban baru. Pada mobil berjarak tempuh segini, umumnya, ban masih dalam keadaan setengah tipis. Mengingat rata-rata ban baru habis sekitar 35 – 40 ribuan km, bisa diasumsikan bahwa mobil incaran Anda ini telah menempuh jarak segitu, yang membuat ban habis sehingga harus diganti baru.
Anda juga bisa mengamati kondisi tabung wiper dan water reservoir. Jika mulai berwarna kekuningan, bisa dianggap bahwa mobil sudah menempuh 30 ribu km lebih.